Rabu, 25 Maret 2009

jenis-jenis suara MC

JENIS-JENIS SUARA

Dari sebagian masyarakat Indonesia yang menyimak secara aktif tentang ajang pencarian bakat Indonesian Idol, pasti mengetahui suara emas Mike Idol, Dirly Idol, Ihsan Idol, Aris Idol dan lain-lainnya itu. Dari semua finalis yang berhasil melaju ke babak spektakuler pada ajang sekaliber Indonesian Idol, masing-masing finalisnya memiliki suara khas yang berbeda. Ada di antara mereka yang suaranya ngebass, ada juga yang melengking, selain itu ada juga yang tenor.

Bermacam-macam suara yang ada di ajang Indonesian Idol, memberikan sinyal pada kita akan topik yang akan dijelaskan pada tulisan ini. Pada dasarnya jenis suara manusia dibedakan dalam 4 kategori. Empat kategori tersebut, antara lain: Sopran, Alto, Tenor, dan Bass.

Kita mulai dengan Sopran. Sopran adalah jenis suara wanita dengan nada tinggi. Kemudian Alto. Alto adalah suara wanita dengan nada rendah, terdengar lebih berat. Selanjutnya Tenor. Tenor adalah suara pria dengan nada tinggi, kesannya ringan. Lalu ada jenis suara Bass. Bass adalah suara pria dengan nada rendah dan terkesan berat.

Tidak hanya berkutat pada pemetaan jenis suara secara mendasar, namun juga jenis suara bisa digolongkan berdasarkan kualitas pembentukan suara, seperti: Ernest Monotone yakni suara yang senada kesannya datar. Olive Oil yaitu suara yang mencicit licin. Mack the Knife yakni suara yang kuat, keras dan tajam. Whispering Jack yaitu suara yang sayup-sayup, terdengar lembut. Unforgetable yaitu suara yang memiliki ciri khas tersendiri, unik. Wee Georgie Wood yakni suara yang cempreng, tinggi melengking.

Begitu banyaknya jenis-jenis suara jika kita amati sendiri. kadang kita merasa jika suara kita memiliki perbedaan dengan orang lain. Hal ini diakibatkan karena gaya kita dalam membawakan alunan suara berbeda-beda. Menyinggung hal tersebut, patutlah kiranya kita menyadari bahwa pembentukan suara dipengaruhi oleh jenis-jenis suara yang merupakan pembawaan lahir seseorang. Tergantung pada bentuk fisik organ pembentuk suara, lantunan suara seseorang juga sangat dipengaruhi oleh teknik memproduksi suara, dengan memperhatikan:

Speed. Dalam hal ini kita dapat memahami bahwasannya ada orang yang terbiasa berbicara sangat cepat, dan juga ada orang yang berbicara lambat. Standar kecepatan bicara MC ada hubungannya dengan karakteristik acara.

Volume. Volume sangat tergantung pada sarananya. Jika sound system suadah diatur dengan baik, volume tidak perlu maksimal. Yang harus diperhatikan hanya produk suara harus tetap bulat.

Power. Berbicara mengenai power berarti sama saja berbicara tentang kekuatan. Suara yang tidak memiliki kekuatan akan terdengar ringan. Untuk acara resmi, kesannya kurang mantap dan tidak berwibawa.

Tone. Tinggi rendahnya suara juga mempengaruhi kesan resmi atau santai, atau bahkan acara hiburan yang meriah. Suara rendah terkesan lebih khidmat. Sedangkan suara dengan tone tinggi akan terdengar lebih bersemangat.

Timbre. Suara yang ekspresif akan sangat mudah akan mempengaruhi pendengarnya, dan kemudian mampu menciptakan karakteristik acara yang diinginkan.

Nafas. Cara bernafas sangat berpengaruh pada cara berbicara. Nafas pendek-pendek membuat suara tidak bisa dinikmati. Yang terbaik adalah berbicara dengan nafas perut. Hal ini dikarenakan suara akan lebih dalam, power lebih kuat, dan lebih terasa nikmat didengarkan.

Itulah beberapa hal yang menyangkut tentang jenis-jenis suara. Sebenarnya masih sangat banyak jenis-jenis suara yang belum kita ketahui ataupun belum pernah kita dengar. Namun yang pasti suara muncul jika kita mampu mempergunakannya dan memanfaatkannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Lies Aryati, 2007. Panduan Untuk Menjadi MC Profesional, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Apa itu MC?

A. Pendahuluan

Suatu saat kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Dakwah sedang merencanakan sesuatu acara kejutan bagi salah seorang pengurusnya. Acara kejutan tersebut sebenarnya merupakan apresiasi kawan-kawan HMJ Dakwah terhadap salah seorang pengurusnya yang berulang tahun pada saat itu.

Awalnya acara kejutan tersebut diisi dengan drama yang melibatkan salah seorang pengurus yang berulang tahun tadi. Dalam adegan drama tersebut ada satu pengurus yang memobilisasi jalannya drama.

Ketika dirasa cukup adegan drama yang diperagakan oleh kawan-kawan HMJ Dakwah, kemudian sang kreator acara yang tadi memobilisasi jalannya drama pun melangkah pada session acara yang berikutnya.

Acara selanjutnya yakni penggiringan salah seorang pengurus HMJ Dakwah yang berulang tahun tadi ke suatu ruangan yang mana di dalam ruangan tersebut telah dipersiapkan acara kejutan yang dimaksud. Pada awalnya kejutan pertama dimulai dengan balon yang meledak tiba-tiba di depan wajah salah seorang pengurus HMJ Dakwah yang berulang tahun. Kejutan kedua munculnya seluruh pengurus HMJ Dakwah di semak-semak sudut ruangan sambil menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”. Kejutan ketiga yakni ucapan selamat ulang tahun dari Ketua HMJ Dakwah yang sekaligus memberikan pesan-pesannya pada salah seorang pengurusnya yang berulang tahun.

Usai Ketua HMJ Dakwah memberikan pesan dan sambutannya, seiring kemudian datanglah kejutan selanjutnya yakni pemotongan kue ulang tahun oleh salah seorang pengurus yang berulang tahun. Kemudian usai acara pemotongan kue, tiba saatnya salah seorang pengurus yang berulang tahun pada saat itu memberikan pesan dan kesannya setelah ulang tahunnya dirayakan dengan meriah oleh seluruh jajaran kepengurusan HMJ Dakwah.

Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya acara terakhir pun tiba. Pembacaan do’a pun dilantunkan oleh salah seorang hadirin yang hadir pada acara tersebut. Dengan penuh khidmat dan kekhusyukan hadirin seakan menghayati bait demi bait do’a yang merupakan acara terakhir dari seluruh rangkain acara yang ada.

Itulah seuntai cerita singkat yang menuntut kita berpikir lebih dalam akan siapa sosok yang mengatur, memobilisasi dan merangkai seluruh rangkaian acara yang terkandung dalam cerita singkat di atas.

Jika kita dapat berpikir dan mengkajinya, pasti kita akan menemukan sosok yang dimaksud. Sosok yang dimaksud tersebut bukanlah seorang penyanyi, bukan seorang penari ataupun sejenisnya. Akan tetapi sosok yang dimaksud adalah Master Ceremonial atau yang populer di telinga masyarakat yakni MC. Biasanya MC juga dikaitkan dengan istilah Pembawa Acara. Tugas yang paling mencolok dari Pembawa Acara atau MC ini yaitu menggiring dan memobilisasi satu demi satu rangkaian acara dengan teratur dan baik.

Apabila kita membahas lebih mendalam lagi tentang apa itu MC ataupun Pembawa Acara, pastilah pembahasan ini tidak akan berakhir dengan singkat. Banyak sekali pengantar-pengantar definisi yang menjelaskan lebih luas dan dalam lagi. Oleh karena itu, agar nantinya pembahasan ini dapat teratur dan sistematis, kita akan membahasnya dalam sesi pembahasan.

B. Pembahasan

Pada hakikatnya pengertian ataupun definisi luas dari makna Master of Ceremony (MC), yang biasa juga disebut pembawa acara ini adalah seseorang yang memiliki keterampilan seni dalam bidang improvisasi untuk menghantarkan acara dengan teratur, baik dan memiliki karakteristik yang khas.

Seorang Pembawa Acara atau MC walaupun dalam tradisi kearifan lokal memiliki kesatuan makna yang sangat lekat, sebenarnya kedua hal tersebut memiliki pemaknaan yang berbeda di dalamnya.

Seperti pemaknaan Pembawa Acara yakni seseorang yang bertugas untuk menghantar rentetan acara-acara yang sifatnya resmi, sangat terikat pada etika protokoler, dan tidak banyak improvisasi dalam menghantar acara.

Sedangkan pemaknaan dari Master of Ceremony (MC) yakni seseorang yang memiliki kreativitas dan improvisasi tingkat tinggi dalam menghantar suatu acara. Seorang Master of Ceremony harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan adanya dialog dengan audience.

Berbicara akan hal ini, menyulut pengetahuan akan adanya fungsi dari Master of Ceremony (MC) itu sendiri. Hal ini tidak mengada-ada karena mengingat bahwa seringkali seorang MC merangkap sekaligus sebagai penyanyi, seorang MC merangkap sebagai pelawak dan lain-lain.

Adapun fungsi dari MC itu sendiri yakni orang yang bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksesnya acara. Seringkali fungsi ini ditampilkan dan diaktualisasikan ketika acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan improvisasi sesuai dengan jenis acaranya. Memang semua yang dilakukan oleh MC tidak mudah, mengingat tanggung jawabnya terhadap hubungannya dengan image atau citra penyelenggara acara dan kredibilitas seorang MC itu sendiri.

Sebagai refleksi dari makna substansi MC itu sendiri, sedianya ada standar yang cocok untuk profesi ini. Di antara standar yang dimaksud, tertuju berdasarkan aspek kepribadian. Kepribadian tersebut, antara lain:

Ekstrovert, yaitu orang-orang yang suka mengekspresikan apa yang dipikirkan, dirasakan, kepada orang lain; pendek kata orang yang suka memperbincangkan berbagai hal dengan orang lain secara terbuka.

Generalis, yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang akan memungkinkan dia untuk “bicara apa saja”.

Fleksibel, yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi. Friendly, yaitu orang yang mudah bergaul, dank arena pembawaannya disenangi banyak orang.

Namun dari empat aspek kepribadian khusus untuk profesi MC yang disebutkan di atas, ada persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang Master of Ceremony. Persyaratan umum tersebut berkisar pada 8 aspek. 8 aspek tersebut, antara lain:

Pertama, memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas. Dengan memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman hidup akan membentuk sikap penuh pengertian kepada masyarakat, serta mampu menghargai dan memaklumi gejolak yang hidup di sekelilingnya. Dengan kedalaman pengetahuan yang menyangkut peri kehidupan serta nilai-nilai yang dianut masyarakat, seorang Master of Ceremony dapat dengan mudah menguasai audience-nya. Pengalaman akan menjadi sumber kreativitas yang sangat efektif sesuai dengan tuntutan situasi.

Kedua, cerdas. Jika tadi ada pengetahuan dan pengalaman hidup yang merupakan tuntutan utama di antara persyaratan untuk menjadi Master of Ceremony. Lain lagi ceritanya jika salah satu persyaratannya lagi yakni pada aspek kecerdasan. Kecerdasan dianggap penting, karena mengingat seorang MC walaupun telah memiliki pengetahuan tentang ke MC-an dan pengalaman yang cukup di bidang ini, terasa kedua hal tersebut belum mencukupi. Seorang MC dikatakan berhasil, salah satunya dengan adanya kecerdasan yang dimilikinya. Seorang MC tidak hanya bermodalkan tampang dan penampilan luar semata, akan tetapi kreativitas dan penghayatan yang termasuk dalam kategori kecerdasan pun juga diperhitungkan dalam setiap penampilan seorang MC.

Ketiga, rasa humor. Humor merupakan salah satu bumbu yang akan selalu ada dimanapun akan diperlukan. Begitupula dalam rangkaian aspek seorang MC. Humor akan selalu ada dalam alur-alur program acara non formal. Pada acara non formal inilah yang akan membantu seorang MC untu berinovasi membentuk suatu rangkain acara yang menarik.

Keempat, sabar. Seorang MC harus memiliki sifat yang sabar dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan yang berusaha menghalangi ataupun menghambat kesuksesan dalam pemograman acara dengan baik.

Kelima,imajinasi. Seorang MC harus memiliki modal utama yang cukup signifikan dalam menjalankan tugas dari profesi yang ia geluti. Hal ini dikarenakan tuntutan permintaan konsep acara yang berbeda-beda yang diinginkan oleh setiap penyelenggara acara. Kadangkala seorang MC akan berhadapan dengan situasi yang tidak terduga sebelumnya kala berhadapan dengan audience. Perkiraan dan perencanaan konsep acara yang sebelumnya telah dirancang oleh MC, bisa jadi berubah kala melihat respon audience yang tak sesuai dengan perkiraan MC. Misalnya ketika audience tertawa terbahak-bahak kala melihat penampilan MC yang menurut audience lucu, si MC pun mau tidak mau harus menyesuaikan respon audience, walaupun tidak sesuai dengan konsep acara yang diperkirakan sebelumnya. Nah, di sinilah imajinasi MC ditunjukkan dan diexplore.

Keenam, antusiasme. Seringkali aktivitas manusia harus dikerjakan sepenuh hati atau berjalan begitu saja. Hal ini disarankan agar semua aktivitas yang kita lakukan berjalan dengan penuh sungguh-sungguh dan antusiasme. Begitu juga dengan MC. Seorang MC tidak mungkin menjalankan aktivitasnya tanpa antusiasme, sebab tanpa itu hampir dapat dipastikan bahwa dia akan gagal menjalankan perannya. Antusiasme akan terlihat oleh audience dan akan mempengaruhi mereka. Antusiasme akan mencerminkan kesungguhan MC, dalam komunikasi yang terjadi antara MC dan audiene-nya. Audience akan segera merasakan bila sang MC ogah-ogahan, lemas atau sebaliknya sangat bersemangat, dari antusiasme yang terkandung dalam suara dan ekspresi wajahnya. Namun demikian jangan meletakkan antusiasme pada kesempatan yang salah.

Ketujuh, rendah hati dan bersahabat. Kerendahan hati membuat penampilan MC menjadi sosok yang ramah, berwajah cerah, dan siap berdialog sebagaimana seorang sahabat layaknya.

Kedelapan, kemampuan bekerjasama. Sebagai seorang MC haruslah saling bekerjasama dan saling tolong menolong sesama partner kerja, partner acara dan semua pendukung yang telah mensukseskan runtutan acara yang dibawakan dari awal hingga akhir.

Menjelaskan sedikit tentang protokoler. Pada dasarnya protokoler bermula dari kata “protokol” berasal dari bahasa Yunani protos dan kola. Dalam bentukan kata “protocollum” berarti “yang pertama diletakkan”, dan dalam perkembangannya kita memiliki kata “protocol” yang berarti lembar pertama yang dilekatkan pada dokumen perjanjian internasional, yang memuat tentang urutan acara.

C. Penutup

Optimalisasi kerja seorang MC sangatlah diharapkan dan dinanti realitasnya dalam menghantarkan sesuatu acara yang berkualitas, baik dan teratur. Semua itu dapat terealisasi jika dalam prosesnya terjangkit dan tersebar beberapa elemen penting yang dapat mendukung terwujudnya hal tersebut.

Di antara sekian banyak elemen pokok yang dapat memberikan energi tambahan bagi seorang MC dalam menjalankan profesinya itu, ada empat energi kepribadian yang sedianya dapat memberi suntikan kekuatan bagi MC, antara lain; pertama, pribadi ekstrovert yaitu orang yang suka mengekspresikan apa yang dipikirkan. Kedua, generalis yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum. Ketiga, fleksibel yaitu orang yang luwes dan mudah menyesuaikan diri dengan situasi. Keempat, friendly yaitu orang yang mudah bergaul dank arena pembawaannya demikian, oleh karena itu ia disenangi banyak orang.

Selain empat energi tadi, ada pula elemen-elemen yang harus dimiliki oleh seorang MC. Elemen tersebut terangkum dalam 8 elemen pokok, antara lain: memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas, cerdas, memiliki rasa humor, sabar, memiliki imajinasi, antusiasme, rendah hati dan bersahabat, dan kemampuan bekerjasama.

Dalam setiap menjalankan profesinya, seorang MC tidak hanya mempersiapkan berbagai macam energi untuk prosesi kerja MC. Akan tetapi butuh suatu persiapan yang matang agar prosesi kerja MC dapat berjalan sesuai dengan rencana dan planning yang telah dipersiapkan sebelumnya. Di antara persiapan yang dimaksud yakni adanya teks protocol. Teks protocol di sini gunanya untuk memberikan suatu lembaran nyata akan adanya isi rentetatan acara yang akan dilaksanakan. Dengan adanya protocol inilah segala persiapan yang diperlukan seorang MC semakin komplit dan siap untuk ditunjukkan ataupun ditampilkan kepada khalayak ramai.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lies Aryati, 2007, Panduan Untuk Menjadi MC Profesional, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

.

jenis-jenis iklan

JENIS-JENIS IKLAN

Secara garis besar, iklan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori pokok, yakni (1) iklan konsumen, (2) iklan bisnis ke bisnis atau iklan antar bisnis, (3) iklan perdagangan, (4) iklan eceran, (5) iklan keuangan, (6) iklan langsung, dan yang terakhir, (7) iklan lowongan kerja.

1. Iklan Konsumen (Consumer Advertising)

Ø Macam-macam Barang

Pada dasarnya, terdapat dua macam barang yang umum dibeli oleh masyarakat, barang konsumen (consumer goods) seperti bahan makanan, shampoo, sabun, dan sebagainya. Kemudian ada juga barang tahan lama (durable goods), misalnya bangunan tempat tinggal, mobil, perhiasan, dan sebagainya. Bersama dengan jasa konsumen (consumer service) semua macam barang tersebut diiklankan lewat media sesuai lapisan sosial (social grades) tertentu yang hendak dibidik. Keempat istilah ini sebaiknya dijelaskan terlebih dulu karena akan berlanjut kepada pembahasan berikutnya.

· Barang-barang Konsumen

Setiap harinya kita sering menjumpai dengan yang namanya barang konsumen. Barang konsumen ini adalah barang yang penjualannya bisa berulang-ulang (merupakan kebutuhan sehari-hari) seperti makanan, minuman, bahan-bahan konfeksi, dan alat-alat pembersih.

· Barang Tahan Lama

Barang jenis ini harganya biasanya lebih mahal dan jarang dibeli. Selain itu, sifat benda lebih tahan lama dari pada barang-barang konsumen. Contohnya meliputi pakaian, perabotan, perangkat-perangkat dapur, barang-barang hiburan seperti radio, televisi, dan video, serta barang-barang mekanik mulai dari mesin pemotong rumput sampai sepeda motor. Dalam dunia periklanan, macam barang seperti ini dibagi dua yakni “barang cokelat” (brown goods) seperti televisi dan “barang putih” (while goods) seperti mesin cuci.

· Jasa Konsumen

Industri jasa (termasuk industri hiburan) dewasa ini menunjukkan perkembangan yang begitu pesat. Termasuk di sini adalah layanan untuk keamanan dan kesejahteraan seperti bank, asuransi, investasi, bengkel reparasi, dan perawatan kesehatan, serta berbagai macam yang lebih bersifat kesenangan seperti hiburan dalam berbagai bentuk, hotel, restoran, biro perjalanan, dan liburan.

· Lapisan Sosial

Di Negara-negara maju seperti di Inggris, lapisan sosial didasarkan pada jenis pekerjaaan. Bukan dinilai pada ukuran pendapatan.

· Media yang Sesuai Bagi Iklan Barang Konsumen

Media yang paling cocok bagi iklan-iklan barang konsumen biasanya adalah yang diminati secara luas (dibaca oleh banyak lapisan sosial atau kelompok sosial ekonomi dalam masyarakat), atau bisa juga jurnal-jurnal yang cakupannya lebih khusus namun merangkul banyak orang, seperti majalah-majalah wanita, selama angka sirkulasinya cukup besar.

2. Iklan Antarbisnis (Business-to-business advertising)

Ø Kegunaan

Keguanaan iklan antarbisnis adalah mempromosikan barang-barang dan jasa non-konsumen. Artinya, baik pemasang maupun sasaran iklan sama-sama perusahaan produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur produksi. Termasuk di sini adalah pengiklanan bahan-bahan mentah, komponen, suku cadang dan asesori-asesori, fasilitas pabrik dan mesin, serta jasa-jasa seperti asuransi, pasokan alat tulis kantor, dan lain-lain.

Ø Media Bagi Iklan Antarbisnis

Media yang dipakai untuk iklan antarbisnis antara lain jurnal-jurnal perdagangan dari teknik, literatur dan katalog teknik, pameran-pameran dagang, jasa kiriman pos, serta seminar dan demonstrasi teknik. Selain itu media iklan lainnya bagi iklan antarbisnis adalah majalah-majalah dan surat kabar bisnis yang secara teratur menerbitkan topic-topik spesifik, misalnya tentang computer, peralatan pengolahan kata (word processor) dan mesin faksimili. Pameran-pameran dagang, karena alasan yang sama, biasanya dibuat bertaraf internasional.

Ø Ciri-Ciri Khusus

Iklan antarbisnis masih memiliki sejumlah kekhasan lain. Bila iklan barang konsumen biasanya mengandung unsure emosi, maka iklan antarbisnis lebih bersifat teknis, artinya harus lebih terinci dan informative mengenai barang yang diiklankan, meski ini tidak berarti harus menghilangkan unsur imajinasi sama sekali.

Iklan antarbisnis lazimnya dibuat oleh biro iklan yang khusus melayani klien-klien yang bergerak di bidang industri atau teknik, yaitu biro-biro iklan yang mengurus klien atau ‘account’ yang memasarkan mesin-mesin derek, alat elektronik, bahan-bahan kimia atau asuransi industri.

Iklan antarbisnis ini, biasanya tidak banyak, atau memang sengaja ditekan serendah mungkin demi efektifnya pengeluaran. Kegiatan-kegiatan humas, jika tidak dipandang sebagai iklan gratis, bisa jadi lebih mengena dan ekonmis dari pada iklan biasa, terutama kalau yang dibutuhkan adalah penyiapan pasar dan menciptakan pengetahuan serta pemahaman para calon pembeli (jadi bukan untuk mencetak penjualan secara langsung). Pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk merendahkan efektivitas iklan, melainkan sekedar untuk menggambarkan suatu bentuk komunikasi pasar yang lebih efektif.

3. Iklan Perdagangan (Trade Advertising)

Ø Kegunaan

Kegunaan pers perdagangan ialah memberikan informasi kepada para pedagang atau saudara tentang barang-barang yang tersedia untuk dijual kembali, apakah dengan mengingatkan mereka pada merek-merek yang terkenal, memperkenalkan barang-barang baru atau tak jarang mengumumkan hal-hal khusus untuk membantu para pengecer menjajakan barang-barang tersebut, misalkan potongan harga, syarat yang lebih lunak, pengemasan baru dan lain sebagainya.

Ø Media Bagi Iklan Perdagangan

Pers perdagangan kadang dipakai kadang tidak oleh iklan semacam ini. iklan perdagangan bisa berupa gabungan dua atau tiga media yang bertujuan untuk berdagang. Pos langsung lebih sering dimanfaatkan, teristimewa iklan yang berisi banyak informasi seperti rencana-rencana kampanye iklan konsumen yang menyertakan tanggal dan waktu kapan dan di mana iklan tersebut akan dilangsungkan, baik di pers atau di radio dan TV.

Ø Ciri-Ciri Khusus

Karena tujuan iklan perdagangan adalah mendorong para pemilik toko (baik yang berupa jaringan maupun usaha pribadi) untuk menjadikan produk tersebut sebagai stok (teristimewa untuk menciptakan suatu jaringan distribusi yang memadai dalam rangka mendukung kampanye iklan konsumen), maka titik beratnya adalah keuntungan yang bisa diraih dengan cara tersebut. Keuntungan itu sendiri bisa berupa kenaikan penjualan secara langsung yang akan diikuti dengan kenaikan laba, maupun berupa meluasnya penyebaran produk yang akan memikat para pengecer berikutnya untuk menambah dagangannya.

Iklan perdagangan hendaknya dipandang sebagai bagian keseluruhan kampanye akan iklan produk yang bersangkutan. Oleh karena itu, biasanya pembuatan iklan dikerjakan oleh biro iklan yang menangani iklan konsumen.

Ø Selling In dan Selling Out

Pada subbagian 15 telah dijelaskan bahwa iklan perdagangan sesungguhnya merupakan bagian dari proses selling in, sementara iklan konsumen adalah bagian dari proses selling out. Strategi ini, yakni melancarkan dua kegiatan periklanan itu secara serentak, dikenal sebagai “push-pull”, yang artinya usaha mendorong pengecer agar membeli dan menstok suatu produk sehingga mereka “menarik” masuknya produk ke pasaran, sekaligus merangsang konsumen untuk membeli sehingga mereka “mendorong” barang-barang tersebut keluar dari sistem distribusi.

4. Iklan Eceran (Retail Advertising)

Ø Kegunaan

Tujuan utama diluncurkannya iklan pengecer ada tiga, yakni: pertama, mempopulerkan perusahaan, memikat para kosumen dengan janji-janji tertentu, merangsang orang-orang yang lalu lalang di depan toko tersebut untuk masuk ke dalam. Kedua, menjual barang-barang yang eksklusif bagi toko tertentu. Ketiga, untuk menjual stok suatu toko, bisa juga mempromosikan barang-barang yang musiman sifatnya, untuk menampilkan pola pemilihan produk yang cermat, atau mengumumkan penawaran khusus.

Ø Media Bagi Iklan Eceran

Adapun media-media utama bagi pemasangan iklan eceran adalah: koran mingguan lokal, koran harian lokal, poster-poster yang terpasang di badan kendaraan angkutan umum, kiriman pos kepada pelanggan biasa maupun sejumlah pelanggan serta leaflet yang disebarkan langsung dari rumah ke rumah, siaran iklan di televisi daerah, siaran niaga radio swasta daerah, selebaran-selebaran iklan di pintu masuk dan di kaca depan toko, selebaran-selebaran iklan di jendela dan di ruang dalam toko, terakhir catalog-katalog.

Ø Ciri-Ciri Khusus

Iklan eceran secara umum ditandai oleh empat sifat utama: cukup unik sehingga menciptakan citra tersendiri bagi toko yang bersangkutan, cukup mencolok demi menegaskan lokasinya, punya bentuk bervariasi sesuai dengan macam-macam atau jenis khusus dari barang yang ditawarkan, dan terakhir menonjolkan besarnya harga saing yang ditawarkan.

5. Iklan Bersama (Cooperative Advertising)

Iklan ini biasanya terangkum pada beberapa hal seperti: pertama, pemakaian logo. Logo dibuat atau dibentuk sebagai cirri khas ataupun symbol dari perusahaan atau merek tertentu. Kedua, pembiayaan bersama. Biaya pembelian ruang iklan di media massa manapun bisa ditanggung bersama oleh sejumlah pemasok dan pengecer yang sama-sama mempromosikan suatu produk. Ketiga, pemasokan Art-Work. Pihak perusahaan atau pabrik mencairkan dana dan aplikasi pekerjaan yang siap pakai. Keempat, semua biaya ditanggung pemasok. Kelima, daftar distributor.

6. Iklan Keuangan (Financial Advertising)

Ø Kegunaan

Tujuan iklan keuangan biasanya adalah untuk menghimpun dana pinjaman atau menawarkan modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham, surat obligasi, surat utang atau dana pensiun.

Ø Kelompok-Kelompok dalam Iklan Keuangan

Iklan keuangan dapat digolongkan menurut bidangnya sebagai berikut:

a) Bank-bank dewasa ini menyediakan beragam layanan tidak terbatas pada rekening seperti bank jaman dahulu. Selain rekening koran, bank juga menyediakan deposito, pinjaman, asuransi, kredit rumah, pengelolaan warisan dan konsultasi penanaman modal portofolio.

b) Iklan dari organisasi-organisasi swasta dan bersifat paguyuban yang menawarkan asuransi kesehatan kepada para anggotanya.

c) Lembaga asosiasi perumahan (building society).

d) Perusahaan-perusahaan asuransi menjamin hampir segala bentuk resiko dari premi-premi bernilai besar seperti asuransi kapal dan pesawat terbang yang membutuhkan jutaan poundsterling untuk menutu resiko tadi.

e) Iklan investasi

f) Fasilitas-fasilitas tabungan dan perbankan yang ditawarkan lewat kantor pos yang menjual berbagai sertifikat mulai dari yang berskala national hingga internasional.

Ø Media Bagi Iklan Keuangan

Media yang digunakan dalam iklan keuangan yakni pers populer serta televisi. Selain itu juga iklan-iklan investasi juga ditampilkan dan disajikan pada koran-koran atau surat kabar nasional.

Ø Ciri-ciri Khusus

Iklan keuangan di koran-koran, teristimewa di koran bisnis sering menyita ruangan atau halaman yang luas karena menyertakan informasi yang terinci mengenai segala rencana pihak perusahaan yang semuanya itu dimaksudkan untuk meraih minat dan kepercayaan para calon investor.

7. Iklan Rekruitmen (Recruitment Advertising)

Jenis-jenis iklan rekruitmen secara garius besar terdiri dari dua jenis, yakni iklan diisi oleh para pencari kerja dengan menyertakan identitas atau kotak pos, dan iklan yang berasal dari lembaga, perusahaan atau biro-biro recruitment yang diberi wewenang untuk mencari dan memilih calon untuk mengisi suatu lowongan yang tersedia.

Adapun media-media bagi iklan lowongan yakni: surat kabar nasional, jurnal-jurnal perdagangan, pos daerah baik itu harian atau mingguan, dan terakhir terbitan-terbitan gratis.

Adapun cirri-ciri khusus yang dimiliki oleh iklan ini adalah bagaimana menarik sebanyak mungkin pelamar yang memenuhi segala persyaratan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Keuntungan menggunakan biro rekruitmen atau lembaga perseleksi tenaga kerja adalah lamaran-lamaran akan disimak secara teliti dan perusahaan tinggal menerima daftar pendek calon-calon terbaik hasil saringan biro tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


Jefkins Frank, Periklanan, 1997.
Jakarta: Erlangga.

iklan media cetak

A. Pendahuluan

Akhir-akhir ini banyak sekali sebagian masyarakat kita yang terjun di arena Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 mengumbar janji-janjinya ataupun sekedar mempromosikan partai yang mengusungnya di media-media yang ada di seluruh Indonesia. Berjuta, beratus hingga bermilyaran uang diperuntungkan untuk sekedar memajang gambar maupun visi sang calon penghuni senayan itu pada selembar kertas.

Beriklan di media cetak, seperti yang saat ini dilakukan oleh para calon legistatif di arena pemilu merupakan suatu langkah yang tepat, pasalnya media cetak dapat menghantarkan segala promo diri (caleg) yang dikemas dalam iklan, beredar luas di masyarakat.

Tentunya hal ini disertai dengan teknik iklan yang jitu dari media cetak itu sendiri jika ingin iklan itu sampai dan diterima oleh masyarakat. Teknik yang dimaksud bermacam-macam, mulai dari mempercantik dan mengemas tampilan iklan hingga mempermak kata-kata yang ada dalam iklan.

Dengan begitu kontrasnya orang yang memakai jasa media cetak sebagai pengenalan maupun promo dirinya, membuat media cetak berevolusi menjadi sarana promo politik sementara hingga efouria Pemilu usai.

Kenyataannya, tidak hanya sekedar pada momen-momen menjelang Pemilu saja, iklan-iklan berhamburan di media cetak. Setiap hari pun para pembaca disuguhi dengan corak kontras iklan yang ada di sela-sela informasi atau berita pada media cetak itu sendiri. Iklan yang ditampilkan beragam, mulai dari iklan bisnis, lowongan kerja, iklan baris dan sejenisnya. Seperti halnya iklan politik yang saat ini menjadi trend di media cetak, iklan baris dan iklan bisnis pun juga meraup keefisienan dalam mempromosikan suatu instansi maupun lembaganya di salah satu media cetak yang diinginkannya.

Begitu besar manfaat dan keuntungan yang diperoleh seseorang atau suatu instansi jika beriklan di media cetak. Namun dari sekian banyak keuntungan dan manfaat dari beriklan di media cetak, ada juga sisi kerugian dalam menggunakan jasanya. Misalnya, apabila iklan itu tidak diposisikan secara strategis tata letaknya. Selain itu, jika tulisan atau gambar yang ditampilkan buram atau samar-samar atau tidak jelas.

Itulah sekiranya berupa pandangan kecil dari iklan di media cetak. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara gamblang pada pokok pembahasan di bawah ini.

B. Pembahasan

IKLAN MEDIA CETAK

Media cetak dalam hal ini surat kabar dan majalah telah menjadi salah satu ikon media untuk beriklan selama kurang lebih dua abad. Walaupun pada kenyataannya media cetak saat ini disaingi oleh media televisi, namun keberadaannya masih tetap memiliki peran penting bagi pembaca dan pemasang iklan.

Dewasa ini berbagai usaha coba dilakukan oleh surat kabar dan majalah untuk memenuhi kebutuhan audiennya dengan beragam ketertarikan, minat dan gaya hidup termasuk juga kebutuhan kalangan industri (bisnis) dan profesi. Majalah menjadi media spesialisasi dengan target pembaca dari kalangan tertentu. Hal ini akan menarik pemasang iklan jika majalah dan pemasang iklan memiliki target konsumen yang sama. Namun surat kabar masih mengungguli majalah dalam hal penerimaan iklan dan jumlah pemasang iklan. Surat kabar memiliki peran penting sebagai media bagi iklan lokal yang umumnya berasal dari perusahaan kecil. Namun tidak sedikit perusahaan besar memanfaatkan surat kabar sebagai media untuk beriklan.

Majalah dan surat kabar saat ini, telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Banyak orang bergantung pada kedua media itu untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal. Majalah dan koran menjadi referensi utama untuk mendapatkan informasi produk. Para pencari kerja sangat bergantung pada surat kabar untuk mengetahui lowongan pekerjaan yang ditawarkan melalui iklan. Mereka yang suka berbelanja (shopping) tidak akan pergi belanja sebelum mendapatkan informasi dari surat kabar yang memuaskan pusat perbelanjaan yang tengah menawarkan potongan harga (discount).

Begitu untungnya hidup di samping media cetak seperti koran dan majalah. Selain kita mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan di dalamnya, kita juga disajikan oleh sebuah informasi aktual setiap harinya. Bisa dikatakan jika koran dan majalah menjadi teropong dunia yang murah, praktis dan bermanfaat.

Akan tetapi satu hal yang perlu diingat koran maupun majalah tidak akan berkembang tanpa adanya beberapa pihak yang menyokongnya dari belakang. Pihak-pihak inilah yang nantinya menjadi konsumen sekaligus pemasang iklan di koran ataupun majalah tersebut.

PERAN MAJALAH DAN SURAT KABAR

Dalam perencanaan media (media plan), majalah dan surat kabar memiliki posisi yang berbeda dibandingkan dengan media penyiaran. Hal ini disebabkan kedua media cetak tersebut memungkinkan pemasang iklan untuk menyajikan informasi secara lebih detil atau rinci yang dapat diolah menurut tingkat kecepatan pemahaman pembacanya. Media cetak tidak memiliki sifat yang terlalu intrusive, dalam arti terlalu masuk dalam kehidupan audiennya, sebagaimana televisi. Media cetak membutuhkan upaya dari pihak pembaca agar iklan yang disajikan mampu memberikan efek. Untuk alasan inilah, surat kabar dan majalah disebut juga dengan ‘media dengan keterlibatan tinggi’ (high involvement media).

MAJALAH

Selama beberapa tahun terakhir, industri majalah di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cepat melayani kebutuhan pendidikan, informasi dan hiburan para pembacanya yang datang dari berbagai macam latar belakang sosial. Pembaca majalah juga datang dari kalangan industri yaitu para karyawan, professional, pebisnis atau usahawan. Walaupun beberapa majalah memiliki target pembaca bersifat umum seperti Tempo atau Gastra namun secara umum majalah adalah media yang paling terspesialisasi dibandingkan dengan media lainnya. Hampir setiap majalah saat ini diterbitkan untuk memenuhi hampir segala tipe audien berdasarkan segmentasi tertentu seperti segmentasi demografis atau gaya hidup tertentu atau pada aktivitas, minat atau ketertarikan pada bidang tertentu. Beberapa majalh diterbitkan untuk kalangan pebisnis atau industri tertentu atau untuk kebutuhan individu yang berasal dari berbagai profesi.

Klasikfikasi Majalah

Untuk mendapatkan pemahaman mengenai berbagai jenis majalah serta siapa pemasang iklan potensial untuk beriklan di media ini maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai penggolongan atau klasifikasi majalah. Pada dasarnya majalah dapat dibagi ke dalam tiga kategori besar berdasarkan audiennya yaitu;majalah konsumen (consumer magazine) majalah pertanian (farm magazine) dan majalah bisnis (business publications). Setiap kategori dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan isi (editorial content) dan ketertarikan pembaca (audience appeal).

Pertama, majalah konsumen. Masyarakat umum membeli majalah konsumen atau consumer magazines untuk memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi dan atau hiburan. Majalah konsumen dapat diklasifikasikan lagi ke dalam sejumlah kategori antara lain: majalah umum (seperti Tempo dan Gatra). Majalah wanita (Kartini, Femina), majalah pria (Matra, ME), majalah kesehatan (Higina), majalah wisata (Travel Club, Tamasya) dan sebagainya.

Majalah konsumen pada umumnya mendominasi industri majalah di Indonesia. Majalah konsumen sangat cocok digunakan sebagai media iklan bagi pemasar yang membidik konsumen umum dan juga konsumen khusus. Kategori produk yang paling sering menggunakan majalah konsumen sebagai media untuk beriklan antara lain: produk otomotif, perlengkapan mandi, kosmetik, komputer dan peralatan kantor. Walaupun perusahaan besar mendominasi belanja iklan majalah konsumen, namun perusahaan skala kecil juga memandang penting posisi majalah konsumen sebagai media untuk beriklan. Pasalnya, perusahaan kecil biasanya memiliki produk dengan target konsumen tertentu atau khusus yang menjadi pembaca majalah minat khusus (special interest magazines). Para pembaca majalah minat khusus terdiri dari orang-orang yang memiliki gaya hidup, minat dan kepentingan yang sama. Ini merupakan peluang kepada pemasar karena menawarkan suatu cara yang efisien untuk menjangkau kelompok konsumen tertentu tanpa harus mengalami pemborosan media atau dengan kata lain hanya sedikit jangkauan yang terbuang (wasted coverage). Selain kemampuannya untuk menjangkau khalayak tertentu, isi majalah dengan minat khusus (editorial content) seringkali menciptakan lingkungan iklan yang mendukung bagi produk dan jasa yang relevan. Misalnya, produsen peralatan fitness akan lebih tertarik untuk beriklan di majalah mengenai kebugaran yang merupakan majalah minat khusus.

Kedua, majalah pertanian. Majalah pertanian ditargetkan kepada petani. Majalah kategori pertanian ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan minat pembaca di bidang pertanian dan peternakan. Sudah ada buktinya jika majalah ini cukup populer di masyarakat. Salah satunya bahwa majalah pertanian di Indonesia cukup banyak menarik minat pembaca yang memiliki ketertarikan di bidang pertanian.

Ketiga, majalah bisnis. majalah bisnis adalah majalah yang diterbitkan untuk para pebisnis, masyarakat yang bekerja pada sector industri tertentu atau mereka yang memiliki profesi tertentu. Majalah bisnis dapat dibagi lagi ke dalam beberapa kategori seperti: majalah bisnis umum yang ditujukan untuk para eksekutif dari berbagai bidang bisnis. kemudian ada majalah yang ditujukan pada kaum professional seperti para penegak hukum, majalah untuk para arsitek dan sebagainya. Ada majalah industri yang ditujukan untuk para pebisnis yang bergerak di berbagai sector industri. Selain itu ada juga majalah perdagangan. Majalah ini ditujukan untuk para pedagang yang mencakup: pedagang besar, dealer distributor dan sebagainya.

Adapun keunggulan ataupun kekuatan dari majalah ini sendiri yaitu terletak pada beberapa factor yaitu: memiliki audien yang selektif, kualitas cetak yang sangat bagus, fleksibilitas, aspek kreatif, permanent, prestise, pencerminan dan keterlibatan pembaca yang tinggi serta pelayanan khusus kepada pemasang iklan.

Selektivitas. Salah satu keuntungan utama menggunakan majalah sebagai media iklan adanya-adanya faktor selektivitas yaitu kemampuan media ini untuk menjangkau khalayak audien secara selektif. Adapun cara untuk selektif terhadap suatu siar majalah kepada khalayak, maka diperlukan dua cara. Pertama, menggunakan selektivitas demografis berdasarkan isi majalah yang ditujukan pada segmen demografis kelompok pembaca tertentu. Cara kedua, melakukan selektivitas demografis adalah melalui penerbitan majalah dengan edisi khusus (special edition). Selain selektivitas demografis ada juga selektivitas geografis, yang mana selektivitas geografis memungkinkan pemasang iklan untuk fokus pada kota atau wilayah tertentu. Salah satu cara untuk melaksanakan selektivitas geografis adalah dengan menggunakan majalah yang ditargetkan kepada suatu wilayah atau kota tertentu.

Memang tidak mudah untuk membuat iklan di media cetak seperti koran dan majalah. Namun jika itu semua diniatkan berdasarkan keinginan , maka hasil baiklah yang dapat disandang oleh media itu sendiri. Berikut kelebihan dari iklan pada suatu majalah.

Kualitas Reproduksi. Atribut paling berharga yang dimiliki majalah adalah kualitas reproduksinya. Majalah pada umumnya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan menggunakan proses percetakan yang memungkinkan reproduksi yang sangat bagus. Kualitas reproduksi menjadi factor penting karena majalah merupakan media visual di mana ilustrasi iklan seringkali menjadi factor dominant suatu iklan.

Kreativitas Fleksibel. Majalah memiliki keunggulan dalam hal kreativitas penyajian iklan. Majalah menawarkan pemasang iklan fleksibilitas besar dalam tipe, ukuran dan penempatan materi iklan.

Permanen. Keunggulan lain yang secara nyata dimiliki oleh majalah adalah daya hidup pesannya yang lebih lama.

Prestise. Keunggulan lain jika memasang iklan di majalah adalah prestise yang bisa diperoleh suatu merek produk karena iklannya muncul di suatu majalah tertentu yang dikenal luas memiliki citra atau imej yang positif.

Penerimaan dan Lingkungan Konsumen. Dengan pengecualian surat kabar, konsumen lebih bisa menerima (receptive) terhadap iklan di majalah dibandingkan dengan media lainnya.

Pelayanan. Keuntungan terakhir yang dimiliki majalah adalah pelayanan khusus yang dapat diberikan majalah kepada pemasang iklan.

Kelemahan Majalah

Walaupun majalah memiliki sejumlah keunggulan, namun demikian media ini juga memiliki keterbatasan atau kelemahan yang mencakup biaya iklan yang cukup mahal, jangkauan dan frekuensi iklan yang terbatas, proses pemasangan iklan yang lama dan masalah jumlah halaman iklan serta tingkat persaingan majalah yang semakin hari kian berkembang.

Berbicara mengenai majalah lagi, ada dua faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan menggunakan majalah sebagai media untuk beriklan adalah mengetahui jumlah dan karakteristik audien yang dapat dijangkau majalah bersangkutan.

Selain kelemahan yang dimiliki oleh majalah seperti disebutkan di atas, saat ini majalah juga dijejali oleh tantangan industri. Semakin hari, semakin banyak saja industri media cetak seperti majalah atau koran. Hal inilah yang harus dipikirkan secara jernih dan matang oleh para pemilik majalah. Apabila tak ingin tergeser dengan majalah lainnya, maka bersiaplah untuk mengexplore kreativitas yang mana bisa menarik perhatian khalayak kepada majalah kita.

Akan tetapi tantangan yang harus dihadapi oleh majalah akibat persaingan industri media cetak yang semakin meroket ini, sebaliknya membuat para pemasang iklan ceria bukan kepalang. Pasalnya, ia akan leluasa memilih industri majalah mana yang menurutnya bisa menghasilkan suatu efek dari pemasangan iklan itu sendiri.

SURAT KABAR

Di Indonesia surat kabar atau koran memiliki peran penting bagi pemasang iklan. Secara nasional, surat kabar merupakan media untuk beriklan dengan posisi terpenting kedua setelah televisi. Akan tetapi dari pada itu surat kabar memiliki karakteristik dan peran yang berbeda sebagai suatu media iklan.

Klasifikasi Surat Kabar

Surat kabar selama berpuluh tahun sejak kelahirannya memiliki peran penting dalam menyampaikan berita secara cepat, tepat, detil dan lengkap sekaligus menyampaikan informasi artikel dan feature yang menarik bagi pembacanya. Dalam surat kabar sering kita dengar istilah surat kabar harian, mingguan dan surat kabar khusus.

Surat kabar harian adalah surat kabar yang terbit setiap hari selama hari kerja, dari Senin hingga Jum’at yang dapat ditemui di hampir setiap kota besar di Indonesia. Dan surat kabar mingguan adalah surat kabar yang biasanya menyajikan berita mengenai peristiwa yang relevan dengan masyarakat setempat di mana surat kabar bersangkutan beredar. Surat kabar mingguan juga tidak akan menampilkan artikel nasional dan internasional. Jadi, surat kabar mingguan akan banyak mengupas segala informasi yang berada di wilayah demografis tempat kita. Sedangkan surat kabar khusus yaitu surat kabar yang isi informasinya bersifat khusus, dan informasinya ditujukan pada kelompok tertentu, seperti; serikat buruh, organisasi professional dan kalangan industri lainnya.

Adapun jenis iklan yang sering muncul di surat kabar dapat dibagi ke dalam beberapa kategori iklan yang mencakup iklan display, iklan baris, ikhlas khusus dan sisipan.

Pertama, iklan display adalah iklan yang terdiri dari judul (headline) dan teks serta kombinasi dari foto, gambar dan tampilan visual lainnya. Iklan kategori ini biasanya dapat muncul pada setiap halaman surat kabar dan biasanya menjadi penyumbang terbesar (sekitar 70 %) bagi pemasukan rata-rata surat kabar.

Kedua, iklan baris memberikan sumbangan pendapatan yang cukup signifikan bagi surat kabar. Iklan baris dapat dibagi ke dalam tiga kategori utama yaitu iklan property, otomotif dan lowongan pekerjaan.

Ketiga, iklan khusus dan sisipan yaitu iklan pengumuman pemerintah, pengumuman laporan keuangan, perusahaan dan pemberitahuan mengenai perubahan bisnis atau perubahan hubungan personal.

Adapun keunggulan iklan surat kabar yakni daya jangkauannya yang ekstensif khususnya pada wilayah pemasaran lokal, fleksibeltas, pilihan geografis, keterlibatan pembaca dan pelayanan khusus.

Adapun kelemahan iklan di surat kabar yakni kualitas produksi yang relatif rendah., jangka waktu hidup yang singkat, keterbatasan pilihan dan persaingan iklan.

Pada umumnya apabila kita hendak memasang iklan di surat kabar, sepatutnya harus memeriksa terlebih dahulu latar belakang surat kabar yang kita pilih. Setelah kita ketahui latar belakang surat kabar tersebut baik, maka buatlah kesepakatan yang seimbang dan saling menguntungkan antara anda (pemasang iklan) dan pemilik surat kabar itu sendiri. Setelah proses ini usai, maka tinggal mengawas, mengontrol dan menunggu hasilnya.

C. Penutup

  1. Kesimpulan

Pada dasarnya iklan media cetak muncul karena ada wadah yang menampungnya. Wadah tersebut tak lain adalah majalah dan surat kabar. Majalah merupakan satu di antara banyaknya wadah yang menampung iklan media cetak. Adapun macam iklan yang disuguhi dalam majalah tergantung trend majalah itu berpihak pada iklan jenis apa. Misalnya, majalah konsumen; berisikan iklan seperti majalah wanita (Feminime), majalah pria (Matra), dan majalah kesehatan (Higina). Kemudian majalah bisnis; berisikan iklan baris, di antaranya ada iklan penjualan mobil, motor, rumah, sewa rumah, dan lain lain. Selain itu majalah pertanian; berisikan iklan yang berkaitan tentang pertanian.

Kemudian iklan yang berposisikan di surat kabar. Dalam hal ini ada tiga. Pertama, iklan display adalah iklan yang terdiri dari judul (headline) dan teks serta kombinasi dari foto, gambar dan tampilan visual lainnya. Iklan kategori ini biasanya dapat muncul pada setiap halaman surat kabar dan biasanya menjadi penyumbang terbesar (sekitar 70 %) bagi pemasukan rata-rata surat kabar. Kedua, iklan baris memberikan sumbangan pendapatan yang cukup signifikan bagi surat kabar. Iklan baris dapat dibagi ke dalam tiga kategori utama yaitu iklan property, otomotif dan lowongan pekerjaan. Ketiga, iklan khusus dan sisipan yaitu iklan pengumuman pemerintah, pengumuman laporan keuangan, perusahaan dan pemberitahuan mengenai perubahan bisnis atau perubahan hubungan personal.

Dari dua jenis iklan media cetak yang terangkum di atas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ataupun keuntungan dari kedua jenis iklan ini lebih dominan pada daya jangkauan media cetak yang terkenal luas. Sedangkan kekurangan ataupun kelemahannya terletak pada produksi dan hasil cetakan yang dihasilkan oleh sebuah percetakan media itu sendiri.

Dalam menjalankan misinya mengcover semua iklan agar bisa dibaca dengan baik oleh para pembacanya, majalah dan surat kabar mengexplore seluruh kreativitas yang dimiliki oleh setiap sumber daya manusianya untuk membuat majalah ataupun surat kabar itu menjadi semenarik mungkin. Tentunya hal ini menggunakan tenaga yang extra. Namun walau demikian, intensitas pekerjaan yang dioptimalkan oleh seluruh kreator di majalah maupun surat kabar berkutat pada sajian informasi maupun isi iklan yang dilampirkan.

Namun paling penting yang harus diingat dalam iklan media cetak ini adalah majalah dan surat kabar harus bersaing menunjukkan pada calon pemasang iklan agar mau memasang iklan di majalah ataupun surat kabar miliknya. Tapi semua pilihan tergantung dari calon pemasang iklan itu sendiri. Pilihannya tentu dengan pertimbangan mencari majalah dan surat kabar yang dapat menjadikan iklan miliknya banyak dibaca dan dilihat oleh khalayak ramai.

  1. Saran

Iklan merupakan salah satu alat transformasi pesan. Dengan iklan seseorang bisa mengenalkan dirinya kepada khalayak dengan instant. Tidak perlu bersusah payah untuk teriak menghampiri setiap warga yang lewat agar memilihnya dalam Pemilu periode ini. cukup dengan melampirkan foto dan visi misi yang diusung, maka jadilah satu iklan politik yang menggugah para pembacanya.

Esensinya bukan ini yang patut dijadikan prioritas bagi kompatriot pengelola iklan di media cetak. Namun sebaliknya, bagaimana kita menciptakan sesuatu yang independen dan netral tanpa mendiskreditkan satu individu atau kelompok tertentu.

Berikanlah dan tampilkanlah iklan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti iklan konsumen yang sering dilihat oleh masyarakat. Sebisanya dihindari iklan-iklan yang dapat menjerumuskan kepada sesuatu yang berbau negatif atau kontroversial.

Kembalikanlah peran iklan sesuai dengan hakikatnya yang berjalan sejak dahulu. Jangan mengubah peran iklan menjadi sesuatu yang kontradiktif. Dan paling penting lagi yaitu iklan adalah ‘pintu’ pencitraan bagi suatu lembaga, instansi ataupun perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, 2007. Jakarta: Ramdina Prakarsa.

Jefkins Frank, Periklanan, 1997. Jakarta: Erlangga.