Kamis, 12 Februari 2009

Tafsir Mimpi

TAFSIR MIMPI

Oleh: Septian Utut

Ini kisah nyata. Kisah ini terjadi kala aku masih mengenyam pendidikan di SMP Tahfidz Pondok Pesantren Al-Amien, Prenduan-Sumenep Madura. Awalnya aku mempunyai teman, namanya Tatkala. Ia seumuran denganku kala itu. Ia berasal dari Pulau Arjasa yang letaknya berdekatan dengan daerah Siduarjo, Jawa Timur. Dilihat dari tampangnya ia memiliki kelopak mata yang sedikit menjulur ke depan. Mukanya lonjong dan rambutnya terkesan acak-acakan jika dilihat sepintas. Postur tubuhnya tinggi kerempeng.

Akhir-akhir ini Tatkala sering menunjukkan tingkah laku yang berbeda dari biasanya. Biasanya ia selalu ceria di kala temannya mengajaknya bergurau. Namun entah mengapa tiga hari ini ia selalu menyendiri tanpa sebab yang pasti. Sebagai teman sekamarnya di pondok, aku seringkali menanyakan sebab-musabab alasan ia sering menyendiri. Namun hasilnya nihil, ia tidak mau mengucapkan sedikitpun katanya di hadapanku. Walaupun begitu aku tak menyerah begitu saja. Setelah mencari waktu yang tepat untuk dapat menanyakan kembali tentang alasan Tatkala sering menyendiri, aku pun kembali menghampirinya.

“Tat, Limdza ta’mal kadzalik?” (Tat, kenapa kamu berbuat demikian?)

“Limadza?” (Kenapa?)

Tatkala balik bertanya. Namun dalam hatiku tersimpan rasa lega, akhirnya satu kalimat telah diucapkan olehnya. Menurutku ia sudah mau memberikan informasi tentang masalahnya kepadaku.

“Na’am, madza ta’maluka mundu usbuil akhir? Ana unduruka binafsii miraran. Maa syaii’?” (Iya, apa yang kamu lakukan sejak satu minggu terakhir ini? Soalnya saya lihat kamu sering menyendiri terus. Memang ada apa?). Ujarku.

Tatkala diam sejenak. Entah apa yang ia pikirkan. Matanya melihat ke samping kanan dan kiri. Lalu seketika ia membisikkan perkataannya di dekat telingaku.

“Gini ada yang aku ingin ceritakan sama kamu. Tapi jangan bicara di sini ya. Soalnya aku takut di mahkamah oleh bagian bahasa, karena menggunakan bahasa Indonesia di hari berbahasa Arab.” Ujarnya.

“Iya deh, mendingan kita bicara di kantin aja yuk… sambil minum-minum.” Ucapku dengan nada rendah.

Pelanggaran bahasa memang sering kami langgar. Pasalnya di pondok ini kami termasuk salah satu santri baru, jadi tak berlebihan kiranya jika kami sering melanggar bahasa secara diam-diam.

Sesampainya di kantin Tatkala tidak langsung berbicara mengenai cerita yang akan ia ceritakan kepadaku, melainkan ia memesan makanan dan minuman terlebih dahulu. Waktu itu suasana kantin terlihat sepi tidak seperti biasanya. Oleh karenanya kami serasa menikmati indahnya malam di balutan hitamnya langit yang dihiasi oleh bulan dan bintang.

Tak lama kemudian, “Gini Sep…” Tatkala memulai pembicaraan.

“Gini alasan aku sering menyendiri akhir-akhir ini, karena ada satu masalah yang aku hadapi.” Ujar Tatkala kepadaku sambil meneguk minuman yang tadinya ia pesan.

“Emang masalah kamu apa?” Tanyaku.

“Gini, seminggu yang lalu aku bermimpi buruk. Dalam mimpi burukku itu, aku melihat sosok wanita berambut panjang dan berbajuh putih sedang bergantung di luar kaca kamar kita.” Ujarnya.

Mendengar cerita mimpi buruk yang dialami oleh Tatkala itu, tubuhku sedikit mengkerut karena ketakutan. Tapi walaupun begitu aku tetap berusaha untuk menyimak secara penuh segala cerita pengalaman mimpi buruk yang dialaminya.

“Ah yang bener aja kamu Tat. Mungkin kamu keseringan berkhayal yang nggak-nggak kalee.” Pikirku.

“Gak kok, aku gak berkhayal, ini emang beneran muncul di mimpiku. Tapi bukan itu saja yang membuatku selalu menyendiri akhir-akhir ini. Namun ada satu hal lagi yang membuatku ketakutan di setiap menjalani hari-hariku yaitu mimpi buruk berupa penampakan gadis berambut panjang dan memakai baju putih panjang yang bergantungan di luar kaca kamar kita itu, tiga hari yang lalu datang dengan penampakan aslinya ketika aku terjaga dari tidurku.” Ungkapnya.

Mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh Tatkala itu, tubuhku semakin gemetaran dan seketika mengeluarkan tetesan keringat dari pori-pori tubuh. Aku tak tahu harus berkata apa. Sejenak kucoba untuk menenangkan diri agar tidak terkesan gugup karena takut. Tak lama kemudian entah mengapa pikiranku melayang jauh kepada memori masa kecil. Kutinggalkan sejenak bincang-bincangku dengan Tatkala, seketika aku pergi menerawang dimensi khayal 7 tahun silam.

***********************************************************

Dulu ketika aku berumur 11 tahun, aku sering dihinggapi oleh bermacam mimpi. Mulai dari mimpi yang baik hingga buruk. Dari sekian banyak mimpi yang kualami, mimpi buruklah yang lebih mendominasi menghinggapiku. Seperti dikejar anjing, babi, jatuh ke jurang, dikejar kuntilanak itu merupakan beberapa mimpi buruk yang telah kualami di masa kecil.

Mimpi buruk yang kualami itu biasanya langsung kuceritakan pada Ibuku ataupun Bapakku. Namun yang sering menjadi ajang obrolan kala kecil yakni Ibuku tercinta. Berbagai macam pemibicaraan termasuk mengenai mimpi yang kualami saat itu langsung kuceritakan full kepadanya.

Awalnya respon Ibuku biasa terhadap mimpi buruk yang kualami ketika itu, namun lama-kelamaan karena mimpi buruk itu selalu menghantuiku di setiap tidur, Ibuku baru mau membuka diri untuk merespon apa yang kualami. Respon yang datang dari Ibuku biasanya tidak langsung keluar dari mulutnya, melainkan transfer informasi dari nenekku. Biasanya respon yang dilayangkan kepadaku berupa tafsiran dari mimpi tersebut dan bagaimana mengatasi mimpi tersebut agar tidak terulang kembali.

Menurut Ibuku jika dalam mimpi ada orang sengaja yang membunuhku memakai sebilah pisau itu berarti ada yang tidak menyukaiku. Jika dalam mimpiku terlihat baying-bayang diair ataupun digelas, niscaya aku akan mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi. Jika dalam mimpiku melihat cermin yang pecah, maka berhati-hatilah dengan bahaya yang akan menimpaku. Sebenarnya masih banyak lagi yang disebutkan Ibuku dalam menafsirkan berbagai macam mimpi yang kualami, namun itulah sebagian kecil yang kuingat hingga saat ini.

Berbicara mengenai tafsir mimpi, aku seakan teringat sebuah buku karya Imam Ibnu Sirin yang berjudul Tafsir Mimpi Menurut Islam. Dalam bukunya itu ia berkata: Tidak semua mimpi dapat ditafsirkan makna yang terkandung didalamnya. Ada kalanya mimpi bagaikan angin lalu namun ada yang benar-benar menjadi kenyataan. Mimpi insane yang bertaqwa merupakan pengkhabaran yang akan berlaku, karena Rasulullah tidak bermimpi melainkan mimpi baginda menjadi kenyataan. Sedangkan mimpi insan yang tidak beriman merupakan berita yang disebarkan oleh syaitan.

Dari situs yang dihimpun di Wikipedia Indonesia Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia mengatakan tafsir mimpi menurut Barat: Tafsir mimpi telah diamalkan sejak zaman Babilonia beribu-ribu tahun yang lalu. Aflatun, Aristu, Cicero, Kitab Injil, Shakespeare, Goethe dan Napoleon percaya bahwa mimpi tertentu meramalkan. Manusia sudah menafsirkan lambang dalam mimpinya menurut tamaduan dan masyarakatnya. Tidak ada apapun yang muncul dalam mimpi secara kebetulan, tiap gambaran adalah lambang yang dihargai yang merujuk kepada kehidupan anda dan pikiran yang paling mendalam. Mimpi ada tiga: pertama, mimpi jasmaniah. Mimpi ini tidak penting dan disebabkan oleh pikiran yang bangun dan bimbang, demam, ramuan obat dan dadah, penyakit. Mimpi ini tidak meramalkan. Kedua, mimpi subjektif yang berdasarkan pandangan sendiri. Mimpi ini penuh lambang dan meramalkan, walau bagaimanapun makna betul tersembunyi di lambang dan kias. Ketiga, mimpi rohaniah. Mimpi ini dilaksanakan oleh roh sendiri dan meramalkan.

Masih dari situs yang sama. Mimpi boleh melebih-lebihkan. Semua mimpi bukan menggembirakan atau meramalkan. Mimpi ngeri boleh meninggalkan tanggapan tahan lama yang menakutkan. Bila tertidur pikiran tidak aktif, jadi pikiran mimpi melebih-lebihkan dan mengherotkan gambaran dalam mimpi sehingga merangsang atau menakutkan. Jangan kuatir jika anda bermimpi ngeri. Mimpi-mimpi begitu biasanya hanya membesar-besarkan situasi yang anda sedang alami atau sesuatu kejadian yang akan berlaku. Mimpi ngeri biasanya mencerminkan sesuatu yang ada kena-mengena dengan situasi di masa lampau/masa kini atau bakal kejadian tersebut akan terjadi. Malah oleh karena anda sudah ditunjukkan adanya situasi/kejadian yang negative tersebut dalam mimpi anda maka kesannya tidak akan menjadi begitu kuat bagi anda. Sudah tentu elemen kejutan itu akan lebih kurang. Jadi janganlah anda risau jika mimpi ngeri anda itu sangat menakutkan.

Dalam sebuah hadist Nabi SAW telah bersabda, maksudnya: mimpi yang benar dari Allah dan mimpi yang buruk dari syaitan (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dari www.serenapowers.com menyatakan bahwa mimpi yang buruk atau batil ialah mimpi yang ditimbulkan oleh bisikan nafsu, keinginan dan hasrat. Mimpi demikian tidak dapat ditakwilkan. Demikian pula mimpi “basah” dan mimpi lain yang mewajibkan mandi dikategorikan sebagai mimpi yang batil karena tidak mengandung makna. Sama halnya dengan mimpi yang menakutkan dan menyedihkan karena berasal dari syaitan. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.” (Al-Mujadilah:10).

Apa yang terjadi oleh Tatkala merupakan bentuk mimpi yang buruk atau batil, karena yang ia jumpai dalam mimpi tersebut adalah sosok syaitan. Sosok syaitan yang ia jumpai dalam mimpinya tersebut merupakan halusinasi pikiran ataupun pengalaman terdahulu yang sering dingat. Oleh karenanya tidak heran jika kejadian dalam mimpinya terbawa arus dalam kehidupan nyata. Lalu apa yang harus dilakukan oleh Tatkala untuk menanggulangi mimpi semacam itu agar tidak terulang kembali?

************************************************************

Sejenak kuterbangun dalam lamunan khayalku. Kulihat Tatkala masih melahap makanan mi goreng yang dipesannya. Sesekali pula ia meneguk minuman teh botol sosro yang hampir habis.

“Ehm, ehm, ehm.”

Sengaja kuberdehem untuk menghidupkan kembali suasana yang sempat terhenti akibat pikiranku yang melayang jauh ke dimensi 7 tahun silam.

“Kenapa kamu Sep? masa’ dari tadi kamu bengong terus, kamu takut ngeliat gadis berambut panjang dan pakai baju putih yang bergantung di luar kaca kamar kita ya. Awas tu ntar malam dia nongol loh.” Ucapnya sambil menakutiku.

“Gak kok. Ngapain aku takut yang begituan. Gak jaman lagi!” Kataku.

“Trus kalo gitu, kenapa kamu dari tadi bengong terus?” Tanyanya.

“Gini tadi aku sempat berpikir tentang bagaimana menghindari dari mimpi yang semacam itu.” Kataku.

“Jadi bagaimana dong cara untuk menghindari mimpi yang begituan? Soalnya aku udah gak tahan lagi nih dilingkupi rasa takut setiap harinya.” Ujarnya.

Dalam obrolan santai itu aku pun memberikan informasi bagaimana menghindari dari mimpi buruk atau batil itu. Informasi itu aku dapatkan dari guru agamaku kala di SD Timur I Kalianget, Sumenep-Madura. Menurut guruku jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai, disunahkan melakukan lima perbuatan, di antaranya yaitu mengubah posisi tidur, meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan Allah dari godaan syaitan yang terkutuk, bangun dan shalat, serta tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun.

Mendengar demikian Tatkala pun mengajukan pertanyaannya kepadaku. “O ya Sep, tadi pernyataan terakhir kamu ada bilang tidak boleh menceritakan mimpinya kepada siapa pun. Terus gimana ini aku udah kadung bercerita denganmu akan mimpiku ini.” Ucapnya.

“O masalah itu sih gak pa-pa lagian kamu juga baru dapat informasi ini dari aku. Tapi untuk selanjutnya mimpi yang kamu alami ini jangan diberitahukan kepada siapa pun ya.” Tandasku.

“O gitu. Iya deh insyaallah akan kusimpan rapat-rapat mimpiku ini. O ya sebelumnya terima kasih udah membantuku dalam mengatasi ketakutanku akhir-akhir ini. Aku janji setelah ini tidak akan menyendiri lagi Sep…” Ujarnya seraya mengucapkan janjinya kepadaku.

Malam semakin larut. Keheningan semakin terasa malam itu. Semua santri telah lelap dengan tidurnya masing-masing. Semoga mereka mengarungi mimpi yang baik dan indah. Jangan biarkan mimpi buruk yang menimpa Tatkala dialami oleh santri-santri lainnya. Amin…

Kenanganku di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep-Madura.

Penulis, Kabid Pemprof HMI Komisariat Dakwah.

1 komentar:

  1. wahhhh bagus banget ceritanya...
    septian...
    aq penggemar beratmu lho...
    buat cerita yang lebih seru lagi donk...

    BalasHapus